Dosen Ali Muhli,SE.MM. Tugas Ekonomi Internasional Kelompok 3 (Bagian 8)
Anggota Kelompok:
Audina Oktavia Aulia
Murningtyas Nanda Putri
Nabila Fitria N
Nuraini Herliana
Putri Nurdianty
Riyanto
Sylvie Wulandari
Tiara Risti
9.10 Kerugian Bagi Negara Penerima
Konflik
memang sering terjadi di negaara penerima, negara penerima umumnya menghendaki
impor barang modal dengan sesedikit
mungkin pengguna bahan impor. Tujuan ini dicapai melaluo kebijaksanaan
pembatasan perdagangan. Pengawasan devisa atau syarat menggunakan produk lokal
(local content). Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik dengan tujuan MNC
untuk menekan biaya. Mencapai target kualitas produk tertentu atau mengirim
kembali Keuntungan yang diperoleh. Tujuan-tujuan ini akan dihambat oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan
MNC untuk mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak
sejalan dengan tujuan MNC untuk menjual barang ke pasar lokal
Mungkinn
yang paling kontroversial adalah faktor teknologi. MNC biasanya menggunakan
teknologi yang kurang cocok bagi negara penerima, misalnya teknologi yang
digunakan bersifat padat modal. Padahal negara penerima terdapat banyak tenaga
kerja yang menganggur. MNC yang demikian ini dapat menimbulkan konflik.
Disamping teknologi, MNC dituduh tidak banyak
melakukan kegiatan riset dan pengembangan dinegara penerima sehingga
mengakibatkan negara penerima selalu tergantung pada negara induk.
Masalah lain adalah bahwa MNC dapat menyebabkan
ketidakstabilan ekonomi negara penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang
bersifat pasar modal atau yang berorientasi ekspor, seperti pada assembling
barang elektronik, perginya MNC tersebut karena perubahan ekonomi atau politik
akan berakibat ketidakstabilan di negara penerima
9.11 Pengaturan MNC oleh Negara Penerima
Ada beberapa
cara untuk mengatur MNC, di antaranya adalah:
a) Pengaturan
tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi penilaian tentang kemungkinan efek
MNC di masa mendatang terhadap ekonomi dan politik nasional. Pendaftaran dan
screening biasanya dilakukan dan apabila efek dikemudian hari sangat buruk maka
MNC tersebut ditolak kehadirannya
b) Penentuan
sektor-sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing atau penentuan
pemilikian, sehingga memberi peluang pada wiraswasta lokal untuk ikut melakukan
kegiatan atau mengambil keputusan.
c) Negara
penerima dapat mengatur kegiatan MNC tersebut misalnya membatasi bahan yang
diimpor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit, pemilikan serta
oengaturan tentang efeknya terhadap lingkungan
d) Negara
penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh dikirim balik ke
negara induk
e) Negara
penerima dapat mengambil tindakan nasionalisasi MNC
Setiap negara caranya berbeda-beda, misalnya
Pilipina lebih pada pengaturan MNC, india lebih pada pengaturan
kegiatan/operasi,Brazilia sedikit bebas, jepang umumnya memberi toleransi untuk
patungan dan indonesia dengan pengaturan melalui undang-undang PMA dan daftar
negatif untuk investasi.
Kerja dan modal yang ini mirip dengan keuntungan
yang timbul karena perdagangan international. Seperti dikomunikasikan oleh
teori klasik, suatu negara yang tidak memiliki faktor produksi tenaga kerja
dalam jumlah banyak dapat mendatangkan tenaga kerja dari negara lain atau
mengimpor barang yang pada tenaga kerja. Kedua cara ini akan dapat mendatangkan
keuntungan. Sebaliknya negara yang padat modal atau mentransfer modal untuk
memperoleh pendapatan diluar negri. Output dunia akan naik dengan adanya
realokaso faktor produksi dari negara yang nilai produk marginalnya rendah ke
negara yang nilai produk marginalnya lebih tinggi. Apakah melalui perdagangan
barang atau mentransfer faktor produksi. Seperti pada perdagangan barang
perpindahan faktor produksi dan harga faktor produksi cenderung sama di
berbagai negara (factor price aqualization)
Dalam kondisi tertentu, nilai produk merjinal
(terutama modal) turun dengan tajam. Apabila ini hal tidak diatasi maka akan
timbul masalah pembayaran pinajamn. Salah satu alternatifnya adalah dengan
mengundang investasi langsung dari luar negri, misalnya perusahaan
multinasional.
Implikasi Positif dan negative muncul nya perusahaan multinasional bagi masyarakat,
sebagai
berikut :
ImplikasiPositif
1. Sebagai sumber
devisa
dan
pajak
Investasi yang dilakukan perusahaan multinasional
di dalam
negeri
biasanya
akan
membantu
memberikan sumber
devisa
dan
pendapatan berupa
pajak
bagi
negara.
Keuntungan
dari
produksi
perusahaan multinasional ini juga akan dikenai
pajak
dan
menjadi
sumber
pendapatan pemerintah daerah
maupun pusat.
2. Menyediakan lowongan
pekerjaan
Perusahaan multinasional akan menghasilkan lowongan kerja bagi Negara tempat investasi karena kebanyakan karyawan akan direkrut dari penduduk setempat.
Manfaat
ini
relative
besar
sehingga
pemerintah biasanya
akan
mencoba
menarik
perusahaan kedaerah-daerah di mana terdapat tingkat pengangguran
yang relative tinggi.
3. Transfer teknologi
Perusahaan multinasional akan membawa teknologi dan metode produksi
yang lebih
canggih
dan
baru
kenegara
tempatnya
memiliki
pusat
produksi
dan
metode
ini
dapat
dipelajari oleh
pekerja di Negara tersebut. Pekerja akan
dilatih
untuk
menggunakan teknologi
baru
dan
teknik
produksi
dan
perusahaan local akhirnya juga akan mendapat manfaat dari teknologi baru
ini.
4. Pilihanproduk yang meningkat
Perusahaan manufaktu rmultinasional menghasilkan dan menjual produk untuk pasar local dan
juga untuk
ekspor, sehingga penduduk
setempat
akan
memperoleh bentuk
pilihan
barang
dan
jasa
yang lebih luas
dan
dengan
harga yang lebih rendah
daripada
barang lain yang harus diimpor.
Contohnya
mobil
hasil
rakitan local yang lebih murah dari mobil impor atau
CBU (Completely Build Up).
5. Meningkatan reputasi
nasional
Kehadiran
satu
perusahaan multinasional dapat
memperbaiki reputasi
Negara
tuan
rumah
dan
perusahaan besar
lainnya
mungkin
mengikuti
dan
ikut
berinvestasi.
Implikasi
Negatif
1. Kerusakan lingkungan
Perusahaan multinasional akan ingin berproduksi dengan cara
yang seefisien
dan
semurah
mungkin
dan
ini
tidak
selalu
adalah
praktik yang ramaH
lingkungan. Akibatnya dapat timbul kerusakan seperti pencemaran atau penggundulan hutan. Ini terlihat dari penggun dulan hutan untuk perkebunan sawit oleh perusahaan yang dimiliki Singapura dan
Malaysia di Sumatra
2. Meningkatnya persaingan bagi
perusahaan lokal
Kehadiran
perusahaan multinasional yang baru dapat meningkatkan persaingan usaha dan karena perusahaan multinasional harus dapat menghasilkan biaya
yang lebih
rendah
atau
dengan
kualitas
lebih
bak.
Dominasi
pasar
mereka
membuat
sulit
bagi
perusahaan kecil
local
untuk
berkembang.
Misalnya, dikatakan bahwa
supermarket besar
meremas
pinggiran
toko-toko
pojok
lokal yang menyebabkan kurang beragam. Akibatnya perusahaan local dapat berkurang omsetnya,
merugi
dan
gulung
tikar.
3. Pekerjaan yang disediakan keterampilan rendah
Pekerjaan yang diciptakan di lingkungan setempat lebih banyak berupa pekerjaan kasar dan kurang terampil,
sehingga
perpenghasilan rendah.
Sementara
pekerja
ekspatriat dari
luar
negeri
digunakan
untuk
peran yang lebih senior dan terampil.Penggunaan pekerja takterampil ini meberikan keuntungan besar bagi perushaan multinasional namun tidak mensejahterakan penduduk setempat.
4. Kualitas kesehatan dan keselamatan kerja
yang rendah
Perusahaan multinasional dituduh sering tidak memperhatikan kesehatan dan keselamatan
di negara-negara
dimana
peraturan
dan
undang-undang tidak begitu
ketat.
Misalnya
keselamatan pekerja
tambang yang rendah.
5. Ekspor Keuntungan
Perusahaan multinasinal akan mengembalikan keuntungan kembali kepada
para pemilik modal di Negara
asal
mereka, sehingga member
sedikit
keuntungan financial
bagi
negaratuan rumah.
6. Dampak
budaya
dan
sosial
Banyak
perusahaan dan
produk
asing
dapat
merubah
adat
istiadat
dan
budaya
tradisional setempat.
Akibatnya, budaya setempat
seperti
cara
berpakaian dan
makanan
tradisional terpengaruh oleh
budaya
asing yang dibawa oleh para pekerja dan
perusahaan multinasional ini.
Sumber : Ekonomi
Internasional Edisi 3 oleh Nopirin, Ph.D
Comments
Post a Comment