ETIKA DALAM BERIKLAN
I. ETIKA DALAM BERIKLAN
II. STUDI KASUS
III. DAFTAR PUSTAKA
Dalam hal ini yang dimaksud periklanan adalah kegiatan atau alat dalam
mempertahankan dan melanjutkan apa yang telah diupayakan oleh produsen dalam
mengenalkan produk yang telah dipresentasikan kepada konsumen yaitu lewat
berbagai media yang mendukung untuk menarik minat konsumen, diantaranya adalah
koran, radio, spanduk, leaflet, event dan lain sebagainya. sehingga konsumen
akan menjadi yakin dengan produk yang telah ditawarkan oleh produsen.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya
istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai
arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu
tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Dalam kegiatan periklanan
juga etika sangat penting untuk dipatuhi dan di jaga oleh setiap pelaku
periklanan.
Menurut Arens (dalam Lubis, 2007)) iklan dikatakan sebagai komunikasi
informasi yang terstruktur dan disusun bukan oleh perseorangan, biasanya
dibayar untuk dan secara alami umumnya membujuk tentang produk (barang, jasa
dan ide) yang diidentifikasi sponsor lewat berbagai media. Sedangkan menurut
Tom Duncan (dalam Lubis,2007) iklan adalah hal yang tidak pribadi, pengumuman
yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui
Adapun
teori yang berkaitan dengan iklan, ada
beberapa teori yang patut dicatat sebagai pegangan dengan teori tersebut kita
dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-konsep iklan. Adapun dari
berbagai teori periklanan yang ada kali ini akan membahas sedikit tentang Teori
Efek Minimal yaitu bagaimana teori ini berasumsi.
Teori Efek Minimal
Anggapan yang beredar
dimasyarakat umum kebanyakan bahwa ada korelasi positif antara peningkatan
biaya pemasangan iklan dengan banyaknya produk yang terjual dalam satuan waktu
tertentu. Kalau biaya pemasangan iklan makin besar akan makin banyak pula
penjualannya terhadap produk yang diiklankan, demikian juga bila sebaliknya
kalau biaya pemasangan iklan semakin kecil maka semakin kecil juga volume
penjualan atas barang-barang atau jasa tersebut.
Ciri-ciri
Iklan yang Baik:
·
Etis: berkaitan dengan kepantasan.
·
Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market,
target audiennya, kapan harus ditayangkan?).
·
Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik
khalayak.
Contoh
Penerapan Etika:
·
Iklan rokok: Tidak menampakkan secara eksplisit orang
merokok.
·
Iklan pembalut wanita: Tidak memperlihatkan secara
realistis dengan memperlihatkan daerah kepribadian wanita tersebut
·
Iklan sabun mandi: Tidak dengan memperlihatkan orang
mandi secara utuh.
Etika Secara
Umum:
·
Jujur : tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan
kondisi produk yang diiklankan
·
Tidak memicu konflik SARA
·
Tidak mengandung pornografi
·
Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
·
Tidak melanggar etika bisnis, ex: saling menjatuhkan
produk tertentu dan sebagainya.
·
Tidak plagiat
II. STUDI KASUS
a.
Latar
Belakang
Iklan atau periklanan merupakan bagian yang penting dari sebuah bisnis.
Banyak yang mengatakan jika iklan adalah cara paling ampuh untuk
menyebarluaskan informasi suatu produk hasil dari bisnis kepada khalayak.
Tetapi, iklan tidak hanya bertujuan untuk menyebarluaskan. Pada umumnya iklan
memiliki isi pesan yang bisa mempengaruhi calon konsumen supaya menggunakan,
melakukan atau membeli produk tertentu. Padahal, tidak semua yang melihat iklan
Anda adalah calon konsumen sasaran Anda.
Menurut Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas
yang lewatnya pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak dengan
maksud menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa
yang diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara positif
terhadap idea-idea, institusi-institusi tau pribadi-pribadi yang terlibat di
dalam iklan tersebut. Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat
menarik bahkan kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu
(langsung). Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa
komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang: semua usia, golongan, suku,
dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.
Jika tidak tepat sasaran, maka bisa saja iklan Anda justru menimbulkan
hal yang tidak diinginkan. Terlebih jika pesan yang diangkat dianggap oleh
sebagian orang adalah pesan yang negatif
iklan
pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang dimaksudkan untuk
mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen, dengan kata lain
mendekatkan konsumen dengan produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis
adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Secara
positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang
dapat dijual kepada konsumen.
Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan kadang
dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan
dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan akan
diterima oleh semua orang: semua usia, golongan, suku, dsb). Sehingga iklan
harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.
b.
Analisis
Masalah
1. 1. Contoh etika
periklanan dinilai dari segi pandang isi iklan
pada iklan XL cukup memenuhi persyaratan, Kata “gratis” atau kata
lain yang bermakna sama tidak boleh dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen
harus membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang dikenakan kepada konsumen bila
melewati jam promo.
dalam iklan tersebut terdapat isi “GRATIS SMS ke semua operator setiap
hari, jam 00.00-17.00”. kata GRATIS dalam iklan sudah dijelaskan bagaimana
persyaratan untuk mendapatkan bonus tersebut yang hanya diharuskan sesuai
dengan jam yang tertera dalam iklan tersebut
2. Contoh
Etika periklanan dari segi pandang tata letak tempat
pada iklan rokok ini, memiliki tempat yang strategis pada pemasangan
balehonya dan terdapat di sisi bahu jalan. untuk perizinan pemasangan tentunya
sudah ada.
iklan rokok memiliki peraturan yang tidak boleh diperlihatkan batang
rokoknya. dan pada iklan ini pun memperlihatkan batang rokok dari iklan
tersebut. Yang memberitahu kepada masyarakat bahwa rokok dapat membunuh
3.
Contoh etika periklanan dinilai dari segi pandang isi
iklan
Dalam contoh periklanan cemilan
fitbar diatas dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki waktu banyak untuk
sarapan atau untuk makan berat, dengan memilih produknya untuk cemilan dan
cukup ringan untuk dibawa kemana-mana.
c.
Kesimpulan
Dalam
periklanan kita tidak dapat lepas dari teori yang diterapkan, etika, hokum dan
undang-undang yang berlaku. Dimana didalam iklan itu sendiri mencakup
pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat khususnya di
Indonesia tentang sebuah iklan yang
dapat dipandang sebagai kasus etika dalam periklanan. Sebuah perusahaan harus
memperhatikan etika dan estetika dalam sebuah iklan dan terus memperhatikan
hak-hak konsumen dan apa yang akan didapat dengan adanya iklan tersebut.
Maka
demikian menjaga etika dalam kegiatan periklanan ini sangatlah penting karena
dengan terciptanya iklan-iklan yang baik dan mendidik maka akan baik pula citra
periklanan khususnya di Negara Indonesia yang dengan penduduknya berasal dari
berbagai suku dan bahasa.
d. Saran
Dalam penulisan ini
penulis memberikan saran yaitu dalam bisnis periklanan perlulah adanya kontrol
tepat yang dapat mengimbangi kerawanan tersebut sehingga tidak merugikan
konsumen. Sebuah perusahaan harus
memperhatikan kepentingan dan hak – hak konsumen, dan tidak hanya memikirkan
keuntungan semata. Jika tidak tepat sasaran, maka bisa saja iklan Anda
justru menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Terlebih jika pesan yang diangkat
dianggap oleh sebagian orang adalah pesan yang negatif
III. DAFTAR PUSTAKA
Garrett, Thomas M., SJ. 1961. Some
Ethical Problems of Modern Advertising. Rome: The Gregoriana Univ. Press
K, Bertens. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Lubis, Tania Fatima. 2007. Teori-teori periklanan dan
unsure periklanan. Universitas Indonesia: Depok
Comments
Post a Comment